Suatu ketika, ada 3 orang serdadu
yang baru kembali dari medan perang. Mereka tampak lelah dan kelaparan. Mereka,
lalu mendatangi sebuah desa kecil, dan berharap mendapatkan sedikit makanan
disana. Warga desa, yang telah lama menderita akibat perang dan perseteruan,
kini tak lagi ramah. Mereka lalu malah cepat-cepat menyembunyikan semua bahan
makanan, ketika melihat kedatangan serdadu itu. Warga desa, menggelengkan
kepala sambil berkata bahwa mereka tak punya makanan sedikitpun buat tiga
serdadu yang kelaparan tadi.
Ketiga serdadu, berbisik satu sama lain. Lalu, seorang serdadu menghampiri
tetua desa, dan mengatakan sesuatu. "Tanah dan ladang mu, sudah tandus,
dan tak memberikan hasil apapun. "Maka dari itu," ujar serdadu
pertama, "kami akan memberikanmu sedikit yang kami punya. Yaitu, bagaimana
membuat sup dari batu, untuk semua warga desa disini"
Sang tetua dan warga desa terkejut. Mereka lalu menyiapkan perapian dan
meletakkan tungku yang paling besar, di tengah bongkah-bongkah kayu itu. Mereka
mulai menyulut api, saat serdadu itu meletakkan tiga buah batu yang halus di
dalam tungku yang telah berisi air. "Sepertinya, ini akan menjadi sup yang
paling enak", kata serdadu yang kedua, "Namun, akan lebih lezat jika
di tambahkan dengan bumbu dan sedikit penyedap rasa."
Beberapa warga beranjak dari duduknya, dan berseru, "Ah sepertinya aku
punya sedikit garam untuk ditambahkan dalam sup itu." Saat warga desa itu
bergegas, beberapa yang lain, juga melakukan hal yang sama. Tak lama kemudian,
mereka semua kembali dengan beberapa barang: bumbu, wortel dan daun bawang,
makaroni, roti, keju, dan bahkan ada yang membawa sekerat daging. Ada juga yang
membawa sebotol anggur untuk diminum. Bahan-bahan itu lalu mulai dicampurkan. Semuanya
berkumpul mengelilingi tungku yang mulai mendidih itu.
Sup "ajaib" itu pun selesai. Serdadu ketiga mengambil sebuah sendok,
dan mencicipi masakan itu. "Ah, sungguh sedap. Mari kita makan
bersama." Mereka semua lalu makan bersama, menari dan bernyanyi hingga
malam, bersama dengan teman-teman baru mereka.
Saat pagi menjelang, ketiga serdadu itu mendapati, semua warga desa berdiri di
depan mereka. Didepannya tersaji roti dan keju terbaik yang ada di desa.
"Kami semua berterima kasih kepada kalian, sebab, telah mau memberikan
pemberian yang terbaik buat kami, warga desa. Kami tak akan melupakan rahasia
membuat sup dari batu ini. Kemudian, serdadu yang ketiga menyeruak di tengah
kerumunan. "Sebenarnya tak ada rahasia membuat sup. Semuanya telah jelas.
Hanya dengan kebersamaanlah kita akan mampu menciptakan kebahagiaan. Dengan
saling berbagilah kita akan dapat menikmati hidup ini lebih baik.
Akhirnya, semua serdadu itu mohon diri, dan kembali berjalan. Untuk terus
membagikan: "rahasia membuat sup dari batu."