Pages

Labels

Pengikut

Search

Copyright Text

Minggu, 17 Juli 2011

Pemberian Tuhan yang Tersia...

Disebuah desa terpencil di pesisir sungai di Siera Lion Africa, hiduplah seorang kakek tua yang sudah 5 tahun hidup sebatang kara.Keyakinan dan keteguhan hatinya kepada Tuhan, membuat dia bertahan hidup meski hanya memiliki beberapa helai pakaian, sepatu tua , selimut, dan beberapa Topi hasil anyamannya. Kesehariannya dihabiskan dengan merawat sebuah gedung tua yang tak berpenghuni. Sesekali dia mengunjungi taman kanak kanak terdekat dan berbagi keceriaan untuk anak anak disana.

Suatu hari yang Malang, terjadilah bencana . Pada awalnya hanyalah setampak mendung dan petir mengiringi hujan pada malam itu. Tetapi kemudian Awan mendung tersebut kian pekat, dan petir semakin murka. Hujan semakin lebat dan gemuruh kian dahsyat bersahutan. Dan tanpa diduga Air bah pun tumpah ruah dari bibir sungai dan menyapu rumah-rumah di pesisir sungai. Orang –orang berusaha menyelamatkan diri dan keluarga mereka masing-masing. Kacau balau.. menakutkan...

Bencana itu pun membangunkan kakek tua dari tidurnya dan bergegas menyelamatkan diri. Namun ketika dia hendak mencari arah untuk menyelamatkan dirinya, dia terjebak dalam genangan air yang deras dan dalam. hanya ada sebuah pohon Oak tua yang dia anggap cukup mudah diraih dah dijadikan tempat berlindung olehnya. Kemudian kakek tua renta itupun memanjat dengan sekuat tenaga dan berdiri di puncak pohon.
Dengan nada suara tertatih, penuh takut, kakek tua itupun berseru dengan sepenuh hati berseru kepada Tuhan. ”ya Tuhan... Tolong hamba.. selamatkan hamba ya Tuhanku...” seru doa kakek tua. Air mata dan desahan tangis kakek tua itupun memecah deruan badai.
Tak lama kemudian datanglah sebuah perahu bantuan yang sudah berisikan orang-orang yang berhasil di eksekusi oleh bala bantuan. Awak perahu berseru ” pak tua.. ayo turun.. melompatlah.. perahu masih muat.. ”. Lalu kakek itu menjawab ” Tidak.. aku mau menunggu bantuan dari Tuhanku.. aku yakin Tuhanku akan menyelamatkanku..” .Beberapa kali awak perahu itu mencoba meyakinkannya. namun Ia bersikeras menunggu di pucuk pohon. Tak lama kemudian setelah perahu bantuan pertama meninggalkannya, dia pun berseru kembali.. ”Tuhanku...tolong hamba.. selamtkan hamba ya Tuhan.” lalu sebuah Perahu bantuan yang lain pun melihatnya dan mengajaknya untuk bergabung. Namun sama halnya dengan perahu sebelumnya, si kakek tua tetap menolak dengan keyakinnya menunggu bantuan dari Tuhan. Awak perahu yang sudah berkali-kali meyakinkan itupun berlalu meninggalkan dia di pucuk pohon. Badai dan air Bah kian ganas. Kakek tua masih bertahan di pucuk pohon. Lalu dia berseru lagi.. ”Tuhan.. kenapa Engkau tidak menolong hamba.. hamba percaya padaMu ya Tuhan.. tolonglah hamba..” tak lama kemudian Perahu bantuan yang ketiga pun melewati, dan berusaha mengajak Kakek tua untuk bergabung. Berkali-kali awak perahu meyakinkannya untuk segera bergabung dengan korban selamat lainnya. Namu kakek tua masih setia menunggu Tuhannya untuk membantunya. Lalu dengan berat hati awak perahu itupun meninggalkannya.

Akhirnya Badai pun kian mengamuk dan Air bah kian menggila dan menghempaskan semua yang masih tersisa. Termasuk pohon oak yang menjadi persinggahan terakhir si kakek tua tersebut. Sungguh malang nasib kakek tua itu. Dia pun terseret arus dan entah kemana Air bah nan dahsyat itu membawanya beserta pohon oak yang menjadi tempatnya berlindung. Air bah itupun menuju Muara dan beruntungnya pohon itu tidak tenggelam. Seolah Tuhan merubah pohon itu sebegitu ringan, sehingga dia hanya mengambang dan menopang tubuh si kakek tua yang pingsan karena shock.
Apa anda mengira Tuhan itu terlambat menolongnya???? TIDAK..

KARENA PERAHU PERAHU YANG DIA ABAIKAN ITU JUSTRU ADALAH JAWABAN DARI DOA-DOANYA SEWAKTU DI PUNCAK POHON...

Tuhan tidak pernah meninggalkan hambanya yang berseru dan percaya kepadanya.. manfaatkan kesempatan yang ada. Jangan sia siakan.. ORA ET LABORA.. BEKERJA SAMBIL BERDOA....

0 komentar:

Posting Komentar